Oktorama Yudi

Prioritaskan Diri Kembangkan Kemampuan Hidup Kembali Kemudian Hari

Rabu, 21 Juni 2023

,

Aplikasi cara melihat Produk untuk Target Produk SD (Self Declare) tahun 2023 pada Proses Produk Halal.


Silahkan klik pada link ini  dan abaikan link yang tampil sampai tampil gambar seperti di atas.

,

 Kepada bapak ibu para Pendamping Proses Produk Halal, pada saat lupa password dan melakukan reset password, pada saat mengklik "forgot Password -->" 


akan menampilkan gambar berikut 


dan mengisi "User Id", lalu menekan tombol reset, akan tidak ada hasil apa-apa karena memang sedang di non aktifkan. sebagimana status ini dibuat, 

namun jangan berkecil hati, bahwa solusi akan selalu ada, terkait semua kebijakan. 

untuk mereset password pada akun ptsp.halal.go.id atau di sebut juga halaman sihalal, maka perlu dilakukan adalah

1. siapkan surat permohonan seperti gambar berikut dan sesuaikan isinya


2. lalu kirimkan ke alamat link ini (klik ini)





Sabtu, 25 Juli 2020

,

Apa yang di pikirkan?
Dan Apa yang ada pada gambar apakah realistis?

Menurut definisi yang saat ini kita fahami adalah suatu tempat berkumpulnya pendidik (guru) dan peserta didik (murid/siswa) beserta tenaga kependidikan (staf) dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk di berikan penilaian akhir yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik (pd) dalam waktu tertentu hingga akhir waktu yang di tentukan sesuai program pemerintah. (Pen.)

Menurut definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 1976 tertulis bahwa sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran menurut tingkatannya.

Sedangkan menurut penulis yang pernah di baca pada tahun (seingatnya) 2003 (pada saat lulus sma) adalah waktu luang yang dimiliki orang dewasa yang berkemampuan untuk menyalurkan ilmunya kepada anak-anak sehingga anak-anak tersebut mengilmuinya, sehingga ketika dewasa anak-anak tersebut mampu mandiri menggantikan orang-orang dewasa.

Namun pengajaran saat ini jauh berbeda dari apa yang dahulu pernah berlaku, pengajaran masa lalu lebih banyak menjadikan manusia mandiri sedangkan saat ini pengajaran hanya berakhir pada muara perbudakan besar-besaran karena akhir dari kisah sekolah hanya kembali pada Ijazah yang sebagian besar kemampuan kemandirian mereka berakhir pada penyerahan tenaga dan pikiran semata.

Jika kita lihat dan baca gambar di atas kemudian kita rinci adalah sebagai berikut
1. Lembaga sekolah
2. Pengajar
3. Peserta didik
4. Orang tua
5. Handphone
6. Media sosial
7. Biaya

Lembaga sekolah yang sebelumnya menjadi tempat berkumpul peserta didik dan guru sekarang medsos yang menjadi tempat berkumpul yang mengajar dan yang di ajar bahkan orang tua beserta handphonenya juga isi quotanya.

Pada saat belajar mengajar sebelum terjadinya pergeseran pola hidup ini, kebanyakan orang tua berlepas diri atas perhatiannya kepada anak-anaknya dan seutuhnya menyerahkan pendidikan (padahal pengajaran)nya kepada sekolah, sehingga kemampuan mereka hanya bagaimana memenuhi kebutuhan hidup jasmani bukan kebutuhan hidup ruhani anak. Sehingga ketika terjadinya hal ini banyak orang tua yang keberatan untuk ikut serta mengajarkan anak-anaknya di rumah dari handphonenya via media sosialnya juga dengan kuotanya. 

Padahal sekolah yang saat ini adalah program pemerintah yang memiliki alur yang membentuk suatu generasi sesuai tujuan yang nampak dan yang tidak nampak. Sehingga para orang tua perlu mengikuti program pemerintah tersebut dan dalam hal ini sekolah sebagai penyambung rencananya.

Jika sebagian besar orang tua keberatan dalam mengikuti program pemerintah tersebut, sampai-sampai adanya gambar di atas, maka pikirkan secara hati terbuka untuk tidak meminta nilai berupa rapor bahkan ijazah anak-anaknya. 

Kembali pada gambar, jangan pernah mengecewakan guru yang mengajar di sekolah meskipun hari ini guru mengajar melalui mediasosial (medsos). Karena guru sesuai aturan pemerintah mengeluarkan nilai rapor dan ijazah dan bertanggung jawab kepada pemerintah.

Orang tua yang meyakini bahwa sekolah itu berat maka berlapang dadalah kepada sekolah dan penuhi kebutuhan sekolah, dan kebutuhan sekolah lainnya adalah kerjasamanya orang tua atas anaknya yang tak lain adalah PD dari sekolah tersebut.

Dan bagi orang tua yang mau menggunakan paragraph (ke tiga ) pada tulisan ini maka seyogyanya salurkan kemampuannya untuk menjadikan anak mandiri dan mampu menghadapi masa depannya yang kelak susah senangnya perlu berlapang dada menghadapinya, meskipun tak memiliki bukti hitam di atas putih, karena hal tersebut tidak menjadikan bukti nyata anak tersebut memiliki kemampuan sesuai kebutuhan di masa depan.

Kembali pada gambar bahwa memang hal itu adalah dilema saat ini dan akan terus berkelanjutan dalam waktu yang tak menentu menurut kita. Untuk itu persiapkan diri menghadapu masa depan yang berbeda dengan hari ini, maka berikan kemampuan kita kepada generasi pengganti hari ini di masa depan yang mampu mandiri dan tidak cengeng ketika orang dewasa telah mati. Sebab apa yang mereka hadapi akan sangat berat dan menentukan akhirat mereka. 

Semoga kita semua saling memahami, dan semoga perbudakan akan di hapus dari dunia juga membinasakan para pecinta dunia hingga akhiratnya kecuali kitapun bertobat.

Over 600,000+ Readers Get fresh content from Eva